sumber: indomiliter.com/thesundaily.com/militermeter.com
DUNIA - Di tengah lesunya modernisasi senjata di bawah rezim Perdana Menteri Najib Razak. Sebuah perkumpulan akademisi Malaysia merancang konsep pesawat tempur dan berharap bisa diwujudkan pada 2030.
Dilansir dari Militermeter.com, perkumpulan tersebut diinisiasi oleh Dr Mohd Roshdi Hassan, Dosen Senior dari Fakultas Teknik Mesin Universitas Putra Malaysia.
Dia menyebut serangkaian studi yang melibatkan berbagai aspek, mulai dari teknis, desain dan kemampuan mesin pesawat, tengah dilakukan bersama timnya.
“Kami sudah memiliki desain body pesawat, yang sesuai fungsinya pesawat tempur ini akan masuk sebagai jet tempur multi peran atau Multi-Role Combat Aircraft (MRCA) dengan model dua mesin,” ujar Roshdi seperti dilansir thesundaily.my (19/04/2018)
Desain yang digarap juga mencakup modifikasi jet tempur mesin tunggal (single engine), atau dalam segmen internasional masuk ke kelas Light Combat Aircraft (LCA).
Yang dalam pasar jet tempur bisa disandingkan dengan JF-17 Thunder atau HAL Tejas.
Untuk konsep dual engine, disebutkan ukurannya mirip dengan MiG-29 Fulcrum dan dirancang sebagai jet tempur generasi kelima
Pada akhirnya semua terserah kepada keputusan pemerintah, konsep single engine atau dual engine yang akan dipilih.
Roshdi mengatakan bahwa pembangunan prototipe jet tempur ini diperkirakan butuh waktu 10 tahun, terhitung bila proyek ini mendapat lampu hijau dari Kementerian Pertahanan.
Waktu 10 tahun yang dibutuhkan mencakup periode kerjasama yang akan membutuhkan dukungan dan kolaborasi teknologi dari manufaktur luar negeri.
Ditanya tentang spesifikasi lebih detail, Roshdi mengatakan yang akan diusung adalah teknologi radar berkinerja tinggi, sistem peperangan elektronik, dan teknologi siluman untuk membuat jet tak terlihat oleh radar musuh.
Body pesawat juga akan dilapisi jenis cat khusus, yaitu Hydrophobic Radar Absorption Material Coating yang berfungsi untuk memperkuat efek stealth.
Lapisan ini dapat digunakan dalam segala jenis situasi dan iklim.
Dibandingkan dengan teknologi lapisan cat yang digunkan jet tempur stealth Amerika Serikat, mereka menggunakan Hydophilic Radar Absorption Material Coating.
Meskipun bahan ini memiliki efek yang sama dalam hal teknologi stealth, namun sisi negatifnya adalah saat pesawat terbang dalam cuaca hujan atau basah.
"karena jenis cat ini menyerap air. dan dikhawatirkan akan mengganggu sistem pesawat, “katanya.
Mohd Roshdi adalah pendiri Aerospace Malaysia Innovation Centre (AMIC).
Gagasan membangun pesawat tempur buatan Malaysia sejatinya sudah dimulai pada 2007 saat ia bekerja di Rolls-Royce University Technology Centre, Universitas Sheffield di Inggris.
Setelah kembali ke Malaysia pada tahun 2008, Ia mulai mengumpulkan sekelompok ahli untuk melakukan penelitian di setiap bidang seperti persenjataan, aerospace, radar, dan sistem navigasi.
“Kami siap membicarakan hal ini lebih serius dengan Kementerian Pertahanan,” katanya.
Untuk urusan modernisasi jet tempur, ketimbang Singapura dan Indonesia, Pemerintahan PM Najib Razak ini tergolong ‘kalem.’
AU Malaysia nampak tak berambisi untuk mengakuisisi jet tempur baru, dalihnya Malaysia masih sangat percaya diri akan kemampuan Sukhoi Su-30MKM, yang merupakan varian Su-30 tercanggih di kawasan Asia Tenggara. (sumber: indomiliter.com/thesundaily.com/militermeter.com)
Editor: Yakop