Militermeter.com
MILITER, SEKADAU NEWS - Indonesia akan segera memiliki satelit sendiri. Rencananya, satelit komunikasi militer buatan konsorsium Eropa Airbus Defence and Space akan diluncurkan pada 2019.
Berbeda dengan BRIsat yang digunakan TNI sebagai alat bantu pemantauan daerah terpencil, satelit buatan Airbus ini akan diunakan untuk pengumpulan data intelijen, pengintaian, navigasi, dan komunikasi militer.
“(Satelit) Enggak boleh campur-campur. Itu kan rahasia. Tapi di mana-mana, satelit militer itu harus rahasia,” kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, dalam KOMPAS.com, Juli 2017.
Airbus berhasil memenangkan tender pengadaan satelit yang digelar Kementerian Pertahanan pada 2016. Saat itu tender juga diikuti oleh Orbital Science Corporation dan Loral Space & Communications asal Amerika Serikat, dan satu perusahaan satelit asal Rusia.
Kemhan RI mengajukan anggaran dalam program pengadaan senilai US$849,3 juta. Anggaran itu telah disetujui oleh Komisi Pertahanan DPR, dengan pembiayaan berskema tahun jamak selama lima tahun.
Total anggaran yang dibutuhkan untuk satelit militer ini–dari mulai pembelian hingga biaya peluncuran–bisa mencapai US $1 miliar atau Rp13 triliun.
Satelit militer RI akan beroperasi pada frekuensi rendah L-Band, sedangkan spesifikasi dan karateristiknya bakal disesuaikan dengan kebutuhan operator Indonesia.
Rencananya satelit militer akan ditempatkan sesuai jatah lokasi satelit dari Uni Telekomunikasi Internasional, yakni pada kordinat 123 Bujur Timur.
Sebelumnya, koordinat itu ditempati satelit komunikasi Garuda-1 milik Asia Cellular Satellite buatan Lockheed Martin AS. Namun satelit Garuda-1 kini telah digeser dengan alasan ada sistemnya yang tidak beres.
Berita ini telah ditayangkan militermeter.com dengan Judul Satelit Militer Indonesia Diluncurkan Tahun Depan 2019.
Editor: Yakop