Yulia Skripal, putri mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal (Facebook/Detik.com/Yulia Skripal)
Moskow - Otoritas Rusia mulai menyelidiki insiden yang menimpa putri eks mata-mata Sergei Skripal, Yulia, yang berstatus warga negara Rusia. Insiden yang membuat Yulia kini kritis di rumah sakit Inggris, diselidiki sebagai 'percobaan pembunuhan berencana.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (17/3/2018), Komisi Investigatif Rusia yang melapor langsung kepada Presiden Vladimir Putin menyatakan telah mulai menyelidiki insiden yang melanda Yulia (33) di Salisbury, pinggiran Inggris pada 4 Maret lalu.
Saat itu, Yulia bersama ayahnya, Sergei Skripal (66), ditemukan tak sadarkan diri di sebuah bangku di luar pusat perbelanjaan setempat. Otoritas Inggris menyatakan bahwa Yulia dan ayahnya diracun dengan gas saraf jenis Novichok. Gas saraf jenis itu diketahui berasal dari era Uni Soviet dan dibuat sekitar tahun 1970-an hingga 1980-an silam.
Otoritas Inggris menuding Rusia berada di balik serangan terhadap Yulia dan ayahnya. Tudingan itu telah dibantah Rusia, dengan menegaskan pihaknya sama sekali tidak terkait dengan insiden itu. Yulia dan ayahnya hingga kini masih dalam kondisi kritis di rumah sakit Inggris. Otoritas Inggris telah menyelidiki kasus ini sebagai upaya percobaan pembunuhan.
Dalam pernyataan yang dirilis Jumat (16/3) waktu setempat, Komisi Investigatif Rusia menyatakan pihaknya telah memulai penyelidikan kasus yang didasarkan 'atas fakta percobaan pembunuhan seorang warga Rusia, Yulia Skripal'.
Nama Sergei Skripal sama sekali tidak disebut dalam pernyataan Komisi Investigatif Rusia itu. Status kewarganegaraan Skripal tidak diketahui pasti. Dia pernah menjadi agen ganda untuk Rusia dan Inggris. Otoritas Rusia hanya mengumumkan bahwa pihaknya menyelidiki insiden yang melanda Yulia yang jelas warga negaranya. Yulia sendiri diketahui tinggal di Rusia dan sedang mengunjungi ayahnya di Inggris saat insiden ini terjadi.
Selain menyelidiki kasus Yulia, Komisi Investigatif Rusia juga mengumumkan penyelidikan kematian seorang warga Rusia bernama Nikolai Glushkov di London. Sosok Glushkov dikenal sebagai pengkritik Putin. Namun dia pernah menjabat Wakil Direktur Umum maskapai Aeroflot semasa di Rusia.
Glushkov yang ditemukan tewas di London pada 12 Maret lalu, merupakan orang kepercayaan mendiang miliarder Rusia, Boris Berezovsky, yang merupakan musuh Putin. Berezovsky ditemukan tewas gantung diri di rumahnya di dekat Ascot, Berkshire, Inggris pada Maret 2013.
Kepolisian Inggris yang menyelidiki kematian Glushkov menyebutnya sebagai kematian yang 'tidak bisa dijelaskan'. Inggris masih menyelidiki dugaan keterkaitan antara kematian Glushkov dengan insiden yang dialami Skripal, yang sama-sama terjadi di wilayahnya.
Baik Glushkov maupun Skripal sama-sama mendapat suaka politik di Inggris, setelah keduanya ditangkap dan diadili atas kasus terpisah di Rusia. Glushkov diadili Rusia atas kasus pencucian uang dan penipuan, sedangkan Skripal diadili karena membongkar informasi agen-agen intelijen Rusia di Eropa kepada intelijen Barat.
Berita ini telah ditayangkan detik.com dengan Judul Rusia Selidiki Insiden Diracunnya Putri Eks Mata-mata di Inggris.(nvc/nkn)
Editor: Yakop