Presiden Filipina Rodrigo Duterte menerima tawaran pimpinan Front Pembebasan Nasional Moro (Moro National Liberation Front), Nur Misuari. (Inquirer)
INTERNASIONAL - Nur Misuari, pendiri organisasi garis keras di Filipina, Moro National Liberation Front atau MNLF, secara mengejutkan menyatakan siap bekerja sama dengan Indonesia dalam mengamankan wilayah perbatasan. Filipina baru-baru ini memfokuskan pengamanan di wilayah-wilayah perairan perbatasan.
“Secepatnya kami akan melakukan inagurasi bergabungnya pasukan kami dengan Indonesia,” kata Misuari, Minggu, 18 Maret 2018 seperti dikutip dari Rappler.com
Pernyataan Misuari itu disampaikan di hadapan ribuan pendukungnya dan anggota MNLF di Davao City saat merayakan berdirinya MNLF dan memperingati 50 tahun pembantaian Jabidah, yang terjadi puluhan tahun lalu terhadap pemberontak Moro di Mindanao.
“Pemerintah Indonesia telah menginformasikan kepada kami dan presiden telah memberikan izin untuk menerima proposal bahwa kami harus mengerahkan 10 kapal besar ke sekitar teritorial laut kami,” kata Misuari.
Menurut Misuari, pasukan pengamanan wilayah perbatasan laut Indonesia-Filipina separuhnya akan berasal dari Angkatan Darat Indonesia, sedangkan pasukan bersenjata Filipina akan diwakilkan oleh pasukan MNLF.
Hingga berita ini diturunkan, masih belum diketahui presiden siapa yang dimaksud Misuari, yang telah memberikannya izin terhadap partisipasi MNLF.
Sebelumnya pada Januari 2018 lalu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte berjumpa dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Davao untuk mendiskusikan rencana kedua negara mengawal wilayah perbatasan laut terhadap teroris.
Dalam pertemuan itu, Retno menilai Presiden Duterte telah memberikan sinyalemen Filipina ingin meningatkan kerjasamanya dengan Indonesia melalui sebuah kesepakatan pasukan militer gabungan.
Pemerintah Indonesia sendiri pernah memuji MNLF karena membantu membebaskan warga negara Indonesia yang diculik kelompok pemberontak Abu Sayyaf di Filipina.
Sumber : Tempo