Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana Nasional (NHFPC) China melaporkan satu kasus infeksi virus avian influenza A (H7N4) terhadap salah seorang warga, pada 14 Februari 2018 lalu.
KESEHATAN, SEKADAU NEWS - Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana Nasional (NHFPC) China melaporkan satu kasus infeksi virus avian influenza A (H7N4) terhadap salah seorang warga, pada 14 Februari 2018 lalu. Kejadian merupakan kasus pertama infeksi flu burung A (H7N4) yang dilaporkan ke seluruh dunia.
Dalam laporan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tersebut, disebut pasien kasus ini adalah seorang wanita berusia 68 tahun dari Provinsi Jiangsu yang mengidap jantung koroner dan hipertensi. Si pasien yang tidak disebut namanya ini sudah mengalami gejala flu pada 25 Desember 2017. Tujuh hari kemudian, dia dirawat di rumah sakit setempat untuk pengobatan pneumonia berat selama 21 hari.
Baru pada tanggal 12 Februari 2018 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC China) mengonfirmasi bahwa sampel yang diambil dari pasien tersebut positif terjangkit flu burung A (H7N4). NHFPC mengkonfirmasi diagnosis pada tanggal 13 Februari 2018. Pasien kasus ini telah mengungkapkan riwatan paparan terhadap unggas hidup sebelum timbulnya gejala.
Urutan genetik virus A (H7N4) ini menunjukkan bahwa semua segmen virus berasal dari virus flu burung. Virus ini sensitif terhadap adamantan dan penghambat neuraminidase berdasarkan sekuensing genetik.
Dua puluh delapan orang yang berhubungan dekat si pasien telah diawasi secara medis. Untunglah, di antara mereka tidak ada ditemukan tanda-tanda abnormal. Semua terbukti negatif dari virus ini.
Bukti saat ini menunjukkan bahwa virus flu vurung varian anyar ini ini tidak memiliki kemampuan transmisi berkelanjutan ke manusia, sehingga kemungkinan penjangkitan antar-manusia yang berkelanjutan rendah.
Meski demikian WHO menilai ada kemungkinan bahwa kasus manusia tambahan avian influenza A (H7N4) akan terdeteksi. Informasi tentang peredaran flu burung A (H7N4) pada burung saat ini tidak tersedia. Informasi lebih lanjut perlu dikumpulkan untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam penilaian ini.
Sumber: WHO Disease Outbreak News
Editor: Hariza
KESEHATAN, SEKADAU NEWS - Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana Nasional (NHFPC) China melaporkan satu kasus infeksi virus avian influenza A (H7N4) terhadap salah seorang warga, pada 14 Februari 2018 lalu. Kejadian merupakan kasus pertama infeksi flu burung A (H7N4) yang dilaporkan ke seluruh dunia.
Dalam laporan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tersebut, disebut pasien kasus ini adalah seorang wanita berusia 68 tahun dari Provinsi Jiangsu yang mengidap jantung koroner dan hipertensi. Si pasien yang tidak disebut namanya ini sudah mengalami gejala flu pada 25 Desember 2017. Tujuh hari kemudian, dia dirawat di rumah sakit setempat untuk pengobatan pneumonia berat selama 21 hari.
Baru pada tanggal 12 Februari 2018 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC China) mengonfirmasi bahwa sampel yang diambil dari pasien tersebut positif terjangkit flu burung A (H7N4). NHFPC mengkonfirmasi diagnosis pada tanggal 13 Februari 2018. Pasien kasus ini telah mengungkapkan riwatan paparan terhadap unggas hidup sebelum timbulnya gejala.
Urutan genetik virus A (H7N4) ini menunjukkan bahwa semua segmen virus berasal dari virus flu burung. Virus ini sensitif terhadap adamantan dan penghambat neuraminidase berdasarkan sekuensing genetik.
Dua puluh delapan orang yang berhubungan dekat si pasien telah diawasi secara medis. Untunglah, di antara mereka tidak ada ditemukan tanda-tanda abnormal. Semua terbukti negatif dari virus ini.
Bukti saat ini menunjukkan bahwa virus flu vurung varian anyar ini ini tidak memiliki kemampuan transmisi berkelanjutan ke manusia, sehingga kemungkinan penjangkitan antar-manusia yang berkelanjutan rendah.
Meski demikian WHO menilai ada kemungkinan bahwa kasus manusia tambahan avian influenza A (H7N4) akan terdeteksi. Informasi tentang peredaran flu burung A (H7N4) pada burung saat ini tidak tersedia. Informasi lebih lanjut perlu dikumpulkan untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam penilaian ini.
Sumber: WHO Disease Outbreak News
Editor: Hariza