Wakil Ketua DPRD Sekadau, Handi
SEKADAU HILIR, SEKADAU NEWS - Sejumlah perusahaan perkebunan dalam mengelola lahan plasma perkebunan kelapa sawit milik petani yang menjadi mitra mereka masih dipertanyakan keseriusan.
Wakil Ketua DPRD Sekadau, Handi, menyebutkan, di berabagai perusahaan, kualitas lahan plasma dan lahan inti jauh berbeda.
"Ada masyarakat yang mengadukan ke kita, seolah-olah lahan plasma dianaktirikan dan tidak diurus. Beda jauh dengan lahan inti," kata Handi di kantornya pada wartawan, Senin (22/1) kemarin.
Kisah dianaktirikannya lahan plasma, memang bukan isapan jempol belaka. Di banyak kasus, lahan plasma tampak tak mendapat sentuhan perawatan.
Handi pun meminta manajemen perusahaan untuk memperlakukan kebun plasma secara layak.
Misalnya pemberian pupuk secara teratur, kondisi jalan diperhatikan, dan sebagainya.
"Kita berharap perusahaan serius mengelola kebun plasma, harus diperlakukan secara adil," pinta politisi Gerindra itu.
Ia juga mempertanyakan soal lokasi lahan plasma yang oleh beberapa perusahaan dikumpulkan di satu komplek yang sama.
Padahal, petani pemilik lahan plasma itu berasal dari banyak wilayah yang jaraknya cukup jauh satu sama lain.
"Mengapa lahan plasma tidak di lahan yang diserahkan oleh petani," heran Handi.
Tak hanya itu, Handi juga mengatakan ada aduan lain dari sejumlah petani tentang oknum di perusahaan yang membeli lahan plasma milik petani secara lepas.
"Kalau begitu artinya hak milik petani juga otomatis lepas. Apakah diperbolehkan seperti itu," pungkasnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sekadau, Sandae belum berhasil dimintai tanggapannya.
Saat hendak dikonfirmasi, yang bersangkutan sedang tidak berada di kantor. Nomor teleponnya pun dalam keadaan tidak aktif.
Laporan Warta: Ery/As
Editor: Yakop