KESEHATAN, SEKADAU.COM, - Dusun Saka Tiga merupakan salah satu daerah pedalaman di Kabupaten Sekadau. Daerah tersebut berbatasan langsung dengan Desa Sinar Pekayau, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang.
Selain menggigit Sentia Resa, anjing yang diduga mengidap rabies juga menggigit sapi milik warga setempat. “Ada tiga ekor sapi yang mati di kampung kami,” kata Abi Kusno, Sekretaris Desa (Sekdes) Sunsong dijumpai awak media di RSUD Sekadau, kemarin.
Kusno yang masih memiliki hubungan paman dengan korban Sentia mengatakan, sapi-sapi itu mati karena digigit anjing. “Dua ekor dijual hon (sistem partai kepada warga, red). Dan satu juga di makan warga,” sambung Kusno.
Sapi-sapi itu, mati secara mendadak tanpa ada sebab yang jelas. Sapi tersebut tampak sakit dan kondisinya terus memburuk. “Sapi pertama mulai mati tanggal 6 September lalu. Yang lain beberapa hari berselang,” rinci Kusno.
Selain ketiga sapi itu, masih ada satu sapi lainnya yang sakit. “Tapi ndak sempat dimakan warga disana. Waktu sakit itu, sudah langsung dijual pemiliknya,” pungkas Kusno.
Seperti diketahui, Sekadau merupakan salah satu daerah penyebaran rabies. Data dari Dinas Keseahtan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sekadau, sedikitnya ada 70 laporan kasus gigitan satu satu orang meninggal.
“Ada yang meninggal ibu-ibu, gigitannya itu dimuka. Kami juga mendapat laporan dari Sintang bahwa ada warga Sekadau yang meninggal,” ujar, Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sekadau, Anjas Asmara kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Anjas mengatakan, sebaran kasus gigitan anjing banyak terjadi di Kecamatan Belitang Hulu, Sekadau Hilir dan Nanga Mahap. Anjas memastikan jika ketersediaan vaksin anti rabies (VAR) masih cukup.
Perbandingan Kucing terkena rabies dan tidak terkena rabies(Sumber Foto: kucingpedia.com)
Oleh: Bdu
Laporan : Mus
Editor: Yakop
Selain menggigit Sentia Resa, anjing yang diduga mengidap rabies juga menggigit sapi milik warga setempat. “Ada tiga ekor sapi yang mati di kampung kami,” kata Abi Kusno, Sekretaris Desa (Sekdes) Sunsong dijumpai awak media di RSUD Sekadau, kemarin.
Kusno yang masih memiliki hubungan paman dengan korban Sentia mengatakan, sapi-sapi itu mati karena digigit anjing. “Dua ekor dijual hon (sistem partai kepada warga, red). Dan satu juga di makan warga,” sambung Kusno.
Sapi-sapi itu, mati secara mendadak tanpa ada sebab yang jelas. Sapi tersebut tampak sakit dan kondisinya terus memburuk. “Sapi pertama mulai mati tanggal 6 September lalu. Yang lain beberapa hari berselang,” rinci Kusno.
Selain ketiga sapi itu, masih ada satu sapi lainnya yang sakit. “Tapi ndak sempat dimakan warga disana. Waktu sakit itu, sudah langsung dijual pemiliknya,” pungkas Kusno.
Seperti diketahui, Sekadau merupakan salah satu daerah penyebaran rabies. Data dari Dinas Keseahtan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sekadau, sedikitnya ada 70 laporan kasus gigitan satu satu orang meninggal.
“Ada yang meninggal ibu-ibu, gigitannya itu dimuka. Kami juga mendapat laporan dari Sintang bahwa ada warga Sekadau yang meninggal,” ujar, Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sekadau, Anjas Asmara kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Anjas mengatakan, sebaran kasus gigitan anjing banyak terjadi di Kecamatan Belitang Hulu, Sekadau Hilir dan Nanga Mahap. Anjas memastikan jika ketersediaan vaksin anti rabies (VAR) masih cukup.
Perbandingan Kucing terkena rabies dan tidak terkena rabies(Sumber Foto: kucingpedia.com)
Oleh: Bdu
Laporan : Mus
Editor: Yakop