Dari 3 kata ini memang ada satu kata yang tidak perlu digunakan dalam sehari-hari, karena kata tersebut sangat merugikan diri sendiri. selain itu, dari tiga kata tersebut ada juga kata yang sangat global digunakan diseluruh dunia. Mau tahu? Silahkan baca artikel dibawah ini.
1. Pukimak/Pukimek
Kata tersebut terucap berawal saat perasaan seseorang timbul emosi sesaat yang masih bisa terkendali.Sebenarnya kata ini hujatan untuk dirinya sendiri khusunya kepada orang tuanya.
kata pepatah, Senjata Makan Tuan, Mengapa?
Diamati dari kata "Puki" itu adalah benda kelamin seorang wanita sedangkan "mak" diambil dari kata Umak(kata sekadau)/mama/Ibu (kata indonesia). Jadi jangan sekali-sekali menyebut kata tersebut didepan orang lain, apalagi kalau kata tersebut terucap didepan orang tua.
Alangkah baiknya jika emosi kita timbul sesaat, ucapkan "Astagfirullah" ("aku memohon ampun kepada Allah" adalah ucapan Istighfar atau ucapan untuk meminta ampun kepada Allah SWT. Sedangkan dikutp dari geoyuli02.wordpress.com menurut KBBI 3 Astagfirullah artinya adalah (1) semoga Allah mengampuni aku; (2) seruan untuk menyatakan rasa heran bercampur sedih; (3) seruan untuk menyatakan rasa pasrah (penyerahan diri) kpd Allah supaya diberi ampun).
Sekali lagi jangan sebutkan kata yang merugikan diri sendiri seperti kata nomor 1 diatas, yang pastinya akan mendapatkan dosa yang tak terhitung saat mengucapnyan, Wowww!!!
Selain itu kata "Pukimak", dikutip dari https://malesbanget.com/2014/07/cara-ngatain-orang-dalam-bahasa-medan/
Arti lain: Motherfucker. Mirip juga sensasinya dengan mengucapkan “Brengsek” dalam bahasa Indonesia.
Cara Penggunaan: “Pukimak nya ini, udah kubilang jangan telat, masih juga dibuat”
Turunan: Orang Medan juga sering menyederhanakannya menjadi “Kimak” atau turunan berikutnya “Kimbek”.
2. Masin / Pelit
Pada umumnya dalam bahasa Indonesia, kata masin berawal dari kata asin. contohnya, garam itu asin dalam kata lain tambahkan garam supaya terasa lebih masin.Uniknya jika kita berada di daerah Sekadau, selain menunjukkan kata rasa masin pada suatu makanan atau benda, Kata masin biasanya ditujukan kepada orang yang pelit (kata Indonesia) seperti, pelit berbagi ilmu, pelit minjam suatu benda, pelit traktir teman dan pelit lainnya.
Sifat pelit (kata Indonesai) atu Masin (kata daerah Sekadau) diperkirakan ada 2 faktor penyebabnya:
1. Pelit disebabkan:
Memang dalam sifatnya tidak mau berbagi suatu yang lebih dari dirinya, dan merasakan hal yang terkecil menurunya hartanya akan berkurang kalau di berikan percuma-cuma kepada orang yang membutuhkan.
Pelit dalam ungkapan pada poin satu diatas berarti sifat seseorang yang amat tercela dan hina, tidak hendak mengeluarkan harta yang wajib di keluarkan baik dalam ketentuan agama seperti zakat, nafkah keluarga atau menurut ketentuan perikemanusiaan seperti sedekah, infak, dan lain-lainnya.
2. Pelit diakibatkan ketidak percayaan terhadap orang (diberi/meminta/meminjam) sesuatu.
Contoh:
Sering ditemuai salah satu pengemis meminta -minta diwarung kopi, ditoko-toko, padahal pengemis tersebut di lihat secara fisik sangat sehat. sehingga timbul rasa tidak percaya dengan pengemis tersebut.
Meminjam suatu barang yang telah ditentukan waktu pengembaliannya oleh peminjam atau pemilik, pada waktu pengembaliannya tidak tepat waktu dari perkataan awal saat meminjam. Sehingga diwaktu-waktu lain pemilik barang tidak akan meminjamkan lagi kepada peminjam.
3. Try (Mencoba)
Zaman dahulu indonesia memang pernah dijajah oleh belanda, sedikit banyak kata-kata bawaan orang belanda ke indonesia digunakan sehari-hari oleh orang indonesia sampai sekarang khususnya di daerah sekadau.Seperti Kata try (sebutan terai/trai) sebenarnya bahasa inggris, jika kita berada di Daerah Sekadau, kata tersebut tidak asing digunakan warga di daerah sekadau yang diartikan bahasa indonesia mencoba /dicoba.
Tidak sedikit yang tahu, kalau bahasa sehari-hari di sekadau ada menggunakan bahasa luar negeri.
Silahkan cari lagi bahasa luar negeri yang digunakan sehari-hari di daerah kita sekadau ini.
Apabila dari kata-kata diatas tidak sesuai dan memang tidak ada sebutan di didaerah sekadau pada umumnya penulis tidak bisa mengungkiri kelemahan penulis untuk menulis suatu artikel dari makna kata khsusunya kata yang di daerah sekadau. Sekali lagi penulis memohon maaf sebesar-besarnya.(Yko)
Editor: Yakop